Jika ditanya siapa yg paling membuatmu belajar sabar jawabanya adalah anak-anak. Ya, anak-anak adalah sang penguji kesabaran. Keingintahuan mereka, rasa penasaran dan juga kepolosan mereka itulah yg membuat kita belajar sabar menghadapi mereka. Ini kudapatkan di sebuah desa terpencil di pedalaman hutan yang berada di belahan pegunungan leuser, tepatnya di Desa Serempah, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah.
Awal Oktober 2018, saya dan tim pergi melaksanakan tugas pengabdian yang telah lama ingin dilakukan. Semua rasa bercampur satu dikala arus membagi waktu untuk tugas akhir kuliah dan pekerjaan baru yg menjadikan saya lebih mandiri. Dilema CPNS pun menyerang tidur setiap malam. Namun keteguhan dan penyampaian yang baik kepada ibu membuat ibu saya ikhlas dan rela anaknya ini mengikuti kegiatan Pustaka Kampung Impian salah satu program Rumah Relawan Remaja
Pagi hari begitu sampai ke desa, terdengar suara gemuruh diluar rumah. Saya berpikir sesuatu terjadi diluar sana ternyata sekelompok anak-anak yang sudah menunggu kami diluar. Mereka tampak begitu heran, bingung, senang dan bahkan terlihat genangan air di pelopak matanya entah itu terharu atau rasa begitu merindukan sosok guru impian tahun lalu. Setelah keluar mereka begitu sibuk menanyakan ” kak, kakak ini mana, abang itu mana, gak datang lagi ya kak?” Begitulah kata- kata yang keluar dari mereka.
Banyak hal menarik di desa Serempah ini, salah satunya adalah super aktifnya anak-anak. Mereka seolah tidak pernah lelah untuk bermain dan juga bersemangat untuk belajar, meski mereka datang sangat awal untuk belajar namun mereka menginginkan pulang cepat. Setelah itu mereka kembali lagi untuk bermain bersama. Itulah anak-anak dengan “mood” yang sering berubah-ubah.
Banyak hal yg bisa kita pelajari dari setiap kejadian, termasuk saat ini, saya belajar banyak tentang arti bahagia tidak harus mewah, bermain tidak harus dengan gadget. Dari merekalah saya belajar tentang ini, yah dari anak-anak desa Serempah. Anak-anak yang merupakan Sang Penguji Kesabaran