Hari ini adalah hari ketiga webinar dalam rangka Pameran Virtual Pustaka Kampung Impian yang diadakan di sekretariat Rumah Relawan Remaja. Sama seperti hari sebelumnya, webinar diisi oleh tiga pemateri yang sangat luar biasa dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Materi webinar yang dipaparkan masih sama dengan tema sebelumnya yaitu “Pendidikan Alternatif”.
Webinar hari ini (Rabu, 14/7) dipaparkan langsung oleh para guru impian Rumah Relawan Remaja. Mereka adalah para relawan (guru impian) yang langsung belajar bersama adik-adik dan membersamai masyarakat di desa penempatan. Di sini, para guru impian berbagi pengalaman menariknya selama berada di desa. Ketiga guru impian tersebut diantaranya Riska Malda Phonna, Nurul Muntaway, dan Rian Maulana. Moderator webinar kali ini pun merupakan Pegiat Literasi yaitu kak Nurhayatul Ulfah. Peserta webinar sangat bervariasi mulai dari ujung Sabang sampai Merauke, yang diikuti hingga 70-an peserta. Tidak hanya webinar, sama seperti sedi sebelumnya kali ini juga ada give away bagi peserta yang menjadi pemenang di webinar ini.
Rizka Malda adalah guru impian angkatan 4 dan 5, memaparkan lebih ke definisi guru impian. Menurut kak Rizka, guru impian itu merupakan bukan hanya guru yang mengajar, tetapi juga saling belajar dari adik-adik yang juga masih belajar. Di sini guru impian mendengar keluhan, keinginan, dan kemauan sang anak untuk hal-hal yang membuatnya lebih baik dan berkembang sehingga yang diajarkan oleh guru impian itu sesuai dengan minat dan bakat sang anak, bukan semata-mata mengajarkan tetapi juga mengembangkan bakal dan potensi yang ada dalam diri anak. Menjadi guru impian itu memposisikan diri berbeda dengan guru sekolah formal, dimana guru impian itu sendiri berperan sebagai teman belajarnya peserta didik yang saling belajar timbal balik. Menjadi relawan (guru impian) merupakan proses belajar bersama masyarakat langsung dengan terlibat dalam kehidupan bermasyarakat desa penempatan.
Pemateri kedua ada kak Nurul Muntaway, guru impian angkatan ke 5, kak Nurul memaparkan tentang permasalahan anak-anak dalam proses belajar mengajar di desa. Di desa penempatan ada berbagai tipe anak dalam belajar dan juga permasalahannya. Ada anak yang begitu mudah untuk ikut belajar tanpa harus dipaksa atau pendekatan yang lebih. Ada juga anak yang tipe belajarnya guru impian yang harus menguasai metode pendekatan lebih agar si anak mau belajar. Misalnya anak anak-anak yang tidak mau belajar di depan umum, guru impian perlu berusaha apa penyebab anak itu tidak mau belaja di depan umum atau kawannya. Dengan pendekatan yang dilakukan guru impian akhirnya si anak dari malu atau tidak berani pelan-pelan akan mau maju dan belajar. Saat ke desa, kita harus lebih peka dengan kondisi anak-anak. Kita sebagai guru impian, menyediakan wadah untuk menjadi teman belajar, berbagi keluh kesah, sehingga anak-anak akan lebih nyaman dalam proses belajar dan mengajar.
Pemateri ketiga webinar kali ini diisi oleh kak Rian Maulana, salah satu guru impian angkatan ke-5. Kak Rian sendiri memaparkan tentang proses adaptasi dengan masyarakat. Beberapa hal yang harus dikuasai guru impian (relawan) diantaranya Proaktif dan Komunikatif, berkolaborasi, belajar bahasa lokal, live in dan bersikap humble. Menjadi guru impian itu bukan hanya sebagai guru bagi peserta didik di kelas. Tetapi bagaimana seorang relawan itu juga belajar membersamai masyarakat mulai dari proses adaptasi awal hingga kita bisa masuk dalam dunia masyarakat setempat. Menjadi relawan harus berusaha mempunyai sikap yang membumi dalam membersamai semua dari berbagai kalangan. Kita memposisikan diri kita penengah atau netral tanpa memihak berat sebelah. Sehingga kita bisa diterima dengan baik dan mencapai impian dan tujuan yang baik pula secara bersama-sama.
ditulis oleh Mina