Reuni Aceh Peace Camp; Tiada Hari ini Tanpa Usaha Masa Lalu

DSCF4028

Dua belas tahun lalu adalah awal bagi mereka untuk dipertemukan sebagai relawan. Pertemuan itu  tidak ada yang tahu. Namun, dengan tujuan yang sama, pula dengan cita-cita yang sama telah menyatukan mereka dalam sebuah ruang semangat untuk berjuang.

Aceh Peace Camp adalah sebutan untuk para relawan kemanusian. Sekolah perdamaian untuk pendidikan anak-anak di pedalaman Aceh dan untuk refleksi diri bahwa hidup tidak hanya tentang saya atau kamu. Bahwa hidup adalah tentang kita yang butuh uluran tangan sesama.

2007 adalah masa dimana Aceh masih dalam duka huru hara trauma konflik dan tsunami. Masyarakat Aceh berduka. Akses kehidupan seolah terhenti. Kita merdeka dalam artian tertulis. Namun, hati dan jiwa serta kekosongan pengetahuan tak mampu merawat luka dalam itu. Anak-anak terpatri tidak menjadi apa-apa untuk dirinya sendiri, tidak punya bayangan akan mimpi-mimpi mereka. Meskipun ada, bagaimana dengan langkah mereka yang terhalang jarak? Saat kita sadar bahwa peluang yang besar adalah dari anak-anak pedalaman ini, kita hanya butuh selangkah lagi untuk berdiri tegak bersama di barisan kesetaraan hak.

Malam itu dipenuhi oleh orang-orang yang membawa serta cerita masa lalu untuk dikenang kembali. Inilah alasannya sebuah pertemuan kembali penting dilakukan. Mereka membawa serta cerita untuk menjadi panutan generasi selanjutnya. Bukan hanya sekadar duduk dan menikmati sajian makan malam yang beragam, tapi juga untuk melambaikan rasa baru dengan kenangan masa lalu.

Satu persatu tamu undangan hadir dengan balutan kostum kasual dan menarik mata. Segala pernak-pernik yang memikat mata telah siap dengan tambahan lampu sorot. Beberapa diantaranya panik dengan tampilan latar sederhana yang intagramable dan kece. Sementara lainnya memasang nada suara tinggi ketika bertemu dengan teman lamanya, sambil berlari kecil kemudian berpelukan. Wajah-wajah ceria itu tergambar jelas dalam balutan warna-warni setelan khas anak kota.

Dua belas generasi bertamu pada satu malam, melahap setiap kenangan yang dirasa perlu diungkap. Cerita-cerita itu satu persatu terungkap dalam acara bercakap-cakap. Sambil menyantap hidangan lembut berwarna merah muda memang lebih memikat untuk menjalin keakraban, meski beberapa diantaranya masih enggan untuk bersua.

Beberapa permainan semakin memikat para tamu untuk sekedar tertawa lepas ketika jawaban mereka salah. Teriakan histeris ketika mereka mengacau permainan serta, lompatan kecil ketika jawaban mereka benar. Segala rangkaian acara yang telah dipersiapkan dengan harapan bahwa ini akan menjadi bagian dari hubungan keramahtamahan lintas generasi.

Satu persatu wajah dari berbagai usia bisa jadi gambaran bahwa kita yang berbeda bisa menyatu untuk satu alasan. Bahwa dengan ini, setidaknya kita telah bangkit dari penyesalan masa tua, bahwa hari ini setidaknya kita telah berbuat sesuatu. Peradaban ini adalah milik orang-orang yang tak melulu harus memikirkan dirinya sendiri, tapi bagaimana ia bisa berguna bagi orang lain.

Kita berharap bahwa reuni ini bukan hanya sebuah ulasan tentang kejayaan yang pernah dilakukan. Melalui kegiatan ini, segalanya bisa menjadi lebih baik, bagaimana program ini bisa berjalan sampai hari ini akan menjadi motivasi untuk kita bersama. Terkhusus bagi orang-orang pertama yang terlibat di dalamnya. Merekalah orang-orang yang telah mendobrak pintu ketidakmungkinan itu dan reuni ini adalah bagaimana semua itu bisa berjalan.

Terima kasih telah datang, pada reuni yang kita adakan tanggal 1 November 2019, pekan lalu.

Ditulis oleh Kasumah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *