Belajar tidak hanya beralasan untuk pintar tapi juga untuk menjaga karunia Tuhan akan kemampuan berpikir. Karena menyadari kemampuan berpikir setiap anak, guru pustaka kampung impian bercerita kepada anak-anak di Desa Balingkarang tentang anak-anak Rohingya. Guru pustaka kampung impian bercerita tentang anak-anak Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan yang terus berjuang untuk hidup dan belajar.
Setelah mendengar cerita dan mencoba merasakan perasaan anak-anak di pengungsian, anak-anak Desa Balingkarang menuliskan pesan-pesan cinta yang ditulis dengan Bahasa sederhana. Pesan Cinta Dari Aceh untuk Rohingnya.
Ini adalah dua contoh pesan singkat yang ditulis oleh anak-anak Desa Baling Karang.
“Assalamualaikum Wr. Wb.
Apa kabar. Semoga sehat selalu teman-teman Rohingya. Kami anak Balingkarang mengucapkan bersabarlah. Semoga nanti perbuatan orang-orang yang keji sama kalian di balas Allah SWT. Saya berdoa agar kalian sehat slalu. Amiiin. Teman-teman Rohingya kami semua berdoa untuk kalian semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Indah Amelia (14 tahun, kelas 1 SMP)
Hai teman-teman di Rohingya. Kalian harus semangat belajar yah. Kami mendoakan kalian.
Roni Puja Andika (11 tahun, kelas 5 SD)