Ditulis oleh: Andri
Baling Karang adalah tujuan para relawan Guru Impian untuk penempatan kali kedua. Baling Karang ialah desa yang terletak di ujung Aceh Tamiang yang berbatasan dengan Aceh Timur. Baling Karang dapat ditempuh selama kurang lebih 2 jam perjalanan dari pusat kota Aceh Tamiang, yakni Kuala Simpang. Untuk penempatan ini, para relawan harus bekerja lebih karena tidak hanya fokus pada proses memfasilitasi kelas-kelas, tapi juga pada persiapan Pameran Karya Anak.
Pameran Karya yang terselenggara pada tanggal 27 Februari 2021 ialah acara yang menunjukan hasil karya anak-anak Baling Karang selama mengikuti proses belajar bersama di Pustaka Kampung Impian. Acara ini sudah sering dilaksanakan oleh komunitas Rumah Relawan Remaja. Tujuan diadakannya pameran ini untuk membangkitkan semangat anak-anak dalam belajar maupun berkarya. Dengan melihat hasil karya berada dalam pameran, mereka akan memiliki rasa bangga dengan apa yang telah dilakukan.
Adapun karya-karya yang dipamerkan seperti gambar, lettering, puisi, gambar dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga beberapa prakarya serta penampilan kesenian tradisional seperti tari Bines dan Likok Pulo serta pantun, puisi dan tarian kreasi.
Beragam persiapan telah dilakukan oleh para relawan sejak kedatangan di desa ini. Sedikit demi sedikit, hingga merasa pekerjaan mereka tidak menumpuk. Selain itu, kreatifitas menggunakan bahan dari alam seperti daun kelapa sebagai perlengkapan yang digunakan untuk memamerkan karya anak digunakan. Kayu bekas, sisa bambu, pasir dan bahan alam lainnya menunjukkan kalau pameran ini juga ini menunjukkan bahwa sebuah pameran bisa disusun dengan konsep ramah lingkungan.
Untuk penampilan, saya mendapat bagian untuk melatih anak-anak dari Kelas Membaca Dasar untuk menyanyikan lagu berjudul “Guruku Tersayang” dan dua anak dari Kelas menulis untuk penampilan puisi berjudul “Ayah dan Ibu”. Ada kekhawatiran di awal-awal persiapan, tapi karena pada akhirnya di minggu terakhir penempatan, kami hanya fokus pada persiapan pameran, maka saya bisa lebih fokus dalam mempersiapkan mereka. Setiap latihan, kami pun mengulanginya 5-6 kali. Ada yang mengeluh lelah, ada juga beberapa kelakuan iseng khas anak-anak yang benar-benar menguji kesabaran.
Sehari sebelum pameran, kami melakukan gladi dengan anak-anak agar saat pelaksanaan pameran, mereka tahu apa yang harus dilakukan. Ada sedikit masalah dengan pembacaan puisi kala itu karena ada salah seorang yang mengubah teks puisi tanpa sepengetahuan saya. Meskipun pada akhirnya setelah diminta, dia mau mengubah kembali puisi yang akan ditampilkan .
Hari Pelaksanaan Pameran
Di hari puncak pelaksanaan pameran, semua sudah nampak siap. Semua mengambil peran. Karya-karya pun sudah bisa dilihat sejak sore hari.
Setelah selesai melaksanakan shalat isya, saya berjalan ke tempat acara dan menemukan banyak masyarakat setempat yang berdatangan. Itu adalah gambaran antusias masyarakat melihat pameran karya dan penampilan anak-anaknya
Setelah dipersilahkan oleh 2 MC yang juga merupakan anak-anak yang aktif ikut belajar di Pustaka Kampung Impian, satu per satu penampilan dihadirkan. Masyarakat yang menonton tampak begitu menikmati dengan tepukan riuh, teriakan menyemangati hingga ada tangisan karena haru pada puisi yang dibaca oleh anak-anak. Saya juga melihat para penampil termasuk anak-anak yang saya latih begitu puas karena penampilan mereka lebih bagus dibanding saat persiapan.
Penampilan terakhir pun masih terus ditonton yaitu video kegiatan para relawan di pustaka yang berdurasi lebih dari 20 menit dan tari Bines yang ditampilkan okeh ibu-ibu Baling Karang. Setelah itu, barulah diakhiri oleh foto bersama lalu masyarakat pulang satu per satu. Saat pameran selesai, saya merasa begitu puas. Keluh peluh terbayar. Saya sangat berterima kasih pada masyarakat Baling Karang yang telah memberi kesan yang begitu hangat dan sulit rasanya untuk dilupakan.