Sudah sebulan sejak 16 Desember 2017, para guru pustaka impian mengabdi di Desa Bah dan Serempah di Aceh Tengah. Ini adalah tahun kedua mereka menjadi guru pustaka impian.
Guru pustaka impian adalah orang-orang yang bersedia ditempatkan di desa-desa terpencil untuk mengajar dalam jangka waktu lama. Selain itu, mereka menjadi fasilitator untuk mengembangkan kreatifitas anak-anak.
Berbagai program dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, misalnya Kelas Menulis, Membaca dan Extraclass (Prakarya dan Seni Tradisional). Dari kelas-kelas tersebut, para guru impian mendapatkan banyak pengalaman menarik dan membuat mereka semakin semangat untuk mengajar anak-anak di pedalaman Aceh.
Salah satunya adalah cerita dari Nanda Rahmat. Saat ini Nanda ditempatkan di Desa Bah. Nanda mengajar di kelas menulis, nanda sangat bersemangat. Apalagi kemampuan menulis anak-anak di Desa Bah semakin meningkat dengan kehadiran guru-guru pustaka impian. Kemampuan menggambar anak-anak disana juga semakin bagus. Akhirnya Nanda berinisiatif untuk mengarahkan anak-anak menulis kalimat hingga menjadi komik sederhana.
Hasilnya adalah kalimat sederhana. Contohnya kalimat perkenalan berikut :
“hai, nama saya… ” “siapa nama kamu?”
Ada juga kalimat anak yang jatuh ketika main bola.
“aduh… Aku terjatuh sakit”
Karya tiba-tiba ini tentunya terkesan sederhana. Tapi punya makna yang luas. Karya ini bisa membuat banyak orang termasuk Nanda semakin optimis bahwa anak-anak di Desa Bah bisa mengembangkan kreatifitas dan kemampuan yang mereka miliki jika dilatih terus-menerus.