“Adik-adik sangat bersemangat latihan Didong. Tanpa kita ajak latihan, mereka memang sering tanpa sadar menepuk-nepuk tangan (bagian dari gerakan Didong) di sela-sela waktu belajar,” tutur Nourica, seorang guru pustaka impian yang saat ini mengabdi di Serempah, Aceh Tengah.
Selain belajar membaca dan menulis, guru pustaka impian juga melaksanakan berbagai program kreatifitas untuk mengembangkan daya imajinasi anak-anak di Aceh Tengah. Salah satunya dengan memfasilitasi waktu latihan Didong.
Didong merupakan kesenian tradisional Gayo yang menggabungkan tari, sastra dan vocal kerap menjadi sajian pembuka terkhusus pada acara-acara resmi. Dilansir dari situs Aceh.net, Didong berasal dari kata ‘din’ dan ‘dong’. ‘Din’ berarti agama dan ‘dong’ berarti dakwah. Jadi didong dimaksud untuk penebaran dakwah keagamaan melalui kebijakan yang ada di daerah Gayo. Sedangkan berdasarkan informasi tambahan yang diperoleh Nourica, Didong ini berhubungan erat dengan Niru (menghangatkan tubuh dengan api unggun), sebuah kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat Gayo untuk menetralkan suhu tubuh di Tanah Gayo yang dingin ini.
Semangat anak-anak pustaka kampung impian memang sangat terlihat. Apalagi ada 4 lagu khusus yang sudah dibuat oleh pak Reje (Kepala Desa). Anak-anak melakukannya dengan posisi duduk melingkar (posisi “niru”) dan memainkan tepukan tangan. Gerakan mereka tampak alami sehingga tidak mengherankan jika terkadang penonton pun kan mengayunkan bahu mengikuti alunan tepukan, termasuk Nourica
Semoga semakin banyak waktu dan ruang untuk melestarikan budaya bangsa, salah satunya Didong di Aceh Tengah ini.
It’s very proud of seeing the dream library teachers. I appreciate to all of you and enjoy to see and read (even very limited) your post. Thanks Dream Teachers and 3R…
thank you brother Shine,,,,