Ditulis oleh Munt
Pameran Karya Pustaka Kampung Impian adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memamerkan seluruh hasil karya anak, tidak hanya berupa karya tulis tetapi juga seluruh gambaran kegiatan yang sudah dilakukan oleh anak-anak selama belajar bersama Guru Impian. Seperti karya satra, karya seni rupa bahkan juga ada penampilan-penampilan yang spektakuler yang ditampilkan oleh anak-anak. Pameran bukan lagi hal yang baru bagi masyarakat desa Bah, Kec. Ketol Aceh Tengah. Pameran merupakan acara yang di tunggu-tunggu oleh semua lapisan masyarakat, baik anak-anak yang belajar di perpustakaan, orang tua mereka, para pemuda hingga aparatur desa.
Suksesnya suatu pameran pastinya tidak luput dari berbagai persiapan yang di telah ditata semaksimal mungkin. Tidak hanya tatanan panggung dan rundown acara yang jelas.. Semua persiapan sangat penting demi kesuksesan acara.
Di sini, saya akan sedikit berbagi cerita tentang persiapan pameran di desa Bah. Persiapan harus dipikirkan jauh-jauh hari, bahkan kami menentukan tema dan rancangan panggung saat kami masih melakukan persiapan perlengkapan keberangkatan ke desa selagi masih di sekretariat Rumah Relawan Remaja di Peukan Bada. Kami mempersiapan tema jauh-jauh hari agar kami tahu semua kebutuhan untuk kesiapan pameran. Tema yang kami pilih adalah sesuatu yang berasal dari alam dan akan kembali ke alam juga, semisal menggunakan bahan-bahan yang mudah di dapat di desa dan tidak menjadi sampah sesudah acara pameran. Rancangan yang kami buat adalah akan menggunakan bahan bambu dan janur kuning dari daun kelapa yang masih muda. Tidak hanya tatanan panggung, kami juga membuat rancangan untuk dekorasi tempat pajangan karya anak. Semua kami buat dengan bahan bambu, kayu bekas, ranting-ranting pohon dan janur. Untuk mempersiapakan semua yang sangat banyak ini, kami memilih untuk membagi tugas kepada anggota tim. Hilma bagian persiapan acara termasuk yang mengatur jumlah pembagian waktu dan rundown acara. Saya sebagai penanggunjawab dekorasi tempat dan panggung, dan Rian sebagai penanggungjawab perlengkapan termasuk segala kebutuhan penerangan dan sound system.
Bagian persiapan pajangan karya dilakukan bersama-sama dengan membagi tugas tiap minggu. Di minggu pertama, kami memastikan lokasi pameran terdahulu, lokasi yang dipilih adalah lapangan bola di bagian yang dekat dengan masjid agar mempermudah untuk menarik arus listrik untuk penerangan malam pameran. Opsi lain adalah di Gedung Serbaguna berhubung cuaca yang tak menentu. Kami juga mengatur agar pajangan karya mudah dipindahkan. Minggu pertama ini juga kami akan membuat meja pajangan karya kecil ukuran 50cm dari bambu. Proses pembuatan meja ini banyak dibantu oleh para pemuda.
Minggu-minggu selanjutnya juga tetap dengan beragam kesibukan. Seperti di Minggu kedua, kami membuat bingkai dari bambu untuk tempelan karya tulis anak yang sudah menjadi karya seperti puisi dan tulisan. Minggu selanjutnya, kami lebih fokus pada pemberian sentuhan akhir karya dan latihan penampilan yang lebih rutin seperti untuk penampilan puisi, tarian, pantun. Saya merasa kinerja tim sangat luar biasa, dimana semua melakukannya dengan sepenuh hati dan saling mendukung
Selama persiapan seluruh keperluan pameran, kami pun sangat dibantu oleh masyarakat. Mereka juga memberikan saran-saran untuk keberlangsungan acara yang sukses. Ide kreatif pun acapkali terucap bahkan menawarkan diri terlibat sebagai “panitia” kapan pun dibutuhkan. Aparatur desa pun seperti itu. Penuh dukungan yang membuat kami terharu. Bahkan Pak Reje dan Pak Imam menawarkan diri untuk melatih didong untuk ditampilkan pada pameran dengan lirik yang dibuat khusus.
Suasana Pameran Karya
Pameran Karya Pustaka Kampung Impian dihelat dengan bahagia (6/4). Masyarakat berkumpul dengan riuh. Aneka karya dari anak-anak dan keluarga mereka terpajang dengan indah. Penampilan Bansu Linge, Pantun, Paduan Suara, Story Telling, tari Rihon Meulambong, Didong serta penjelasan karya anak dari para Guru Impian menjadi tampilan yang mengundang tepuk tangan yang meriah. Pada akhirnya, malam itu diisi dengan turunnya hujan. Sesi akhir yang berupa pemutaran video perjalanan dan kebersamaan relawan Pustaka Kampung Impian dan masyarakat di desa Bah belum terputar keseluruhan. Satu per satu masyarakat meninggalkan lokasi pameran. Tak mengapa. Karena semua bahagia dan bersyukur atas kesempatan melaksanakan pameran karya untuk menampilkan ragam potensi masyarakat desa Bah dan mendapat dukungan besar dari mereka.