Perjalanan Bermakna Sang Pustakawan 3R Menelusuri Belantara Kaki Gunung Leuser

DSC_7226

Tidak terasa, sudah setengah tahun saya menjalani tugas sebagai pustakawan untuk program Pustaka Impian yang dilaksanakan oleh Rumah Relawan Remaja (3R) di desa Sarah Baru, Kabupaten Aceh Selatan. Waktu berjalan sebegitu cepat.

Selalu ada cerita menarik dalam setiap perjalanan menuju hulu sungai Kluet ini. Seperti terjebak berjam-jam di pelabuhan, hujan-hujanan sepanjang perjalanan, stempel – sebutan untuk alat transportasi berupa kapal kecil –  yang nyaris terbalik, tatapan-tatapan aneh orang-orang yang saya jumpai dan berpanas-panas ria di atas stempel hingga nyaris pingsan. Sebenarnya, sebagai pustakawan tugas saya tidaklah berat. Saya hanya membawa buku untuk anak-anak, bermain dan belajar Bersama mereka. Hanya saja, faktor transportasi, jarak dan juga kondisi alam membuat perjalanan yang sebenarnya mudah ini menjadi penuh tantangan. Seperti perjalanan di bulan Juli ini. Musim kemarau yang panjang membuat sungai Kluet sangat dangkal dan stempel yang mengangkut kami tidak bisa berjalan dengan cepat. Beberapa kali, penumpang termasuk sayaterpaksa berhenti bahkan turun untuk menghindari batu-batu yang menghantam badan stempel. Jadilah perjalanan kali ini jauh lebih lama dari biasanya.

Apapun tantangannya, kunjungan-kunjungan di desa terpencil ini selalu saja terasa menyenangkan. Banyaknya kejadian-kejadian yang memicu adrenalin, wajah antusias anak-anak akan buku-buku yang saya bawa, juga senyum hangat masyarakat yang selalu menyambut saya dengan baik serta bergelas-gelas kopi yang Mak seduhkan untuk saya lebih dari cukup untuk membuat saya bahagia, lebih dari cukup untuk menjadi alasan saya menikmati setiap kunjungan itu. Sungguh tidak ada alasan bagi saya untuk tidak mensyukuri kunjungan ini.

Pada akhirnya, saya paham perjalanan saya ke desa Sarah Baru tidak hanya sekadar tentang membawa buku, bermain dan belajar bersama anak-anak. Lebih dari itu. Semua perjalanan ini adalah bagian dari sekolah lanjutan untuk saya. Saya kembali mempunyai kesempatan belajar mencintai anak-anak, alam, sesama, adat budaya dan terutama adalah mencintai diri saya sendiri.

Perjalanan ini bukanlah perjalanan besar dan istimewa, tapi saya selalu berharap setiap perjalanan yang saya lakukan senantiasa mendatangkan manfaat baik untuk anak-anak, lingkungan dan diri saya sendiri. Ada banyak cerita tentunya dalam perjalanan menuju belantara Leuser ini. Cerita yang tidak hanya membuat perjalanan saya semakin indah tapi juga penuh makna.

Ditulis oleh Nurul Fitri Azlin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *