Masih Banyak Orang Yang Direndahkan Karena Perbedaan Warna Kulit

foto saat Community Sharing tentang “Black Lives Matter”

Penghujung Mei 2020, dunia dihebohkan dengan kematian George Floyd, pria berkulit hitam yang tewas atas tindakan oknum Polisi Minneapolis saat prosesi penangkapannya atas tuduhan transaksi uang palsu di salah satu toko kelontong saat membeli sebungkus rokok. Sebagaimana video yang menyebar luas di media sosial, George menemui ajalnya setelah salah satu dari 4 oknum Polisi yang menangkapnya bernama Derek Chauvin, menekan leher George selama kurang lebih tujuh menit. George sendiri tampak tak berkutik sebab tangannya dalam keadaan terborgol dan ia hanya bisa merintih dengan berkata “lututmu dileherku. Aku tidak bisa bernafas.” Bahkan dalam video tersebut juga terdengar George memanggil ibunya. Beberapa orang yang ada disekitar sempat meminta polisi tersebut untuk melepaskan lutut dari leher George, namun sang polisi tak menggubrisnya. Alhasil George tak sadarkan diri dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Hennepin County Medical Center

Kematian George membangkitkan amarah publik Amerika bahkan dunia. Orang-orang beramai-ramai menuntut atas kematian pria berusia 46 tahun tersebut. Hal ini juga memicu demonstrasi berar-besaran atas isu rasisme yang kembali terjadi di Amerika serikat. Sebagaimana yang dikutip dari CNBC Indonesia, dari survei 2018, yang dilakukan Politico dan Morning Consult, rasisme di Amerika Serikat makin memburuk saat Trump menjadi presiden. Setidaknya 55% warga AS mengakui hal tersebut.

Menilik kepada masa lampau, kasus rasisme ini bukanlah perkara baru dalam sejarah peradaban dunia. Hal ini didasari pada beberapa catatan sejarah atas perlakuan orang-orang berkulit putih terhadap orang-orang berkulit hitam. Sebagai contoh, pada akhir abad 19 sampai awal abad ke 20 di Eropa dan Amerika sangat popular dengan istilah Human Zoo atau kebun binatang manusia. Human Zoo ini adalah pertujukan anggota suku asli Afrika, Asia dan Amerika Selatan yang dikandangkan kemudian dipertontonkan dengan dalih memperkenalkan dan pertunjukkan budaya asing. Selain itu pada pada masa tersebut juga perbudakan terjadi di Eropa dan Amerika dimana orang-orang kulit hitam dijadikan budak bagi orang-orang berkulit putih.

Meski perbudakan terhadap orang-orang berkulit hitam telah lama dihapuskan, namun kasus rasisme diberbagai belahan dunia masih saja sering terjadi baik dalam bentuk kekerasan verbal maupun fisik. Di Indonesia sendiri rasisme terjadi dalam bentuk-bentuk yang bahkan telah dianggap lumrah. Misalnya kulit putih diidentikkan dengan segala sesuatu yang cantik, indah dan menarik. Selain itu, ada kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang, Jawa Timur yang mencuat menjelang pelantikan Presiden Jokowi tahun lalu.

Pemahaman bahwa perbedaan dari sisi mana pun semisal kulit, suku atau bangsa dan lain sebagainya itu penting. Sehingga, setiap manusia seharusnya saling menghargai perbedaan bukan merasa bangga dan menyombongkan diri merasa paling baik dibandingkan kelompok lainnya.

Selain itu, hukum internasional juga berusaha mengatur beberapa hak manusia yang seharusnya dipatuhi untuk terciptanya rasa damai dan saling menghargai sesama manusia. Di antara beberapa hak-hak manusia yang telah diatur dalam PBB adalah hak tanpa ada diskriminasi. Hak ini meliputi kebebasan beragama, ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, opini politik dan sebagainya. Dari sini, jelas bahwa rasisme adalah merupakan salah satu bentuk kejahatan harus dihindari oleh setiap umat manusia.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan sebagai manusia?

Kejadian yang menimpa George Floyd menjadi salah satu bukti dari ketidakadilan yang masih terus ada. Sehingga muncullah tagar yang viral yaitu #blacklivesmatter.

Sebagai orang muda, tentu kita perlu mengambil peran dalam mengkampanyekan anti-rasis sehingga mampu meluruhkan perbedaan. Selain itu, kita perlu banyak mengetahui berbagai pengalaman orang demi meningkatkan kesadaran sosial terkait isu ini.

Intinya, menjadi orang muda dengan rasa penasaran  tinggi sangatlah perlu. Apalagi, jika kita memiliki banyak kesempatan dan sumber belajar tentang orang-orang berkulit hitam. Karena siapapun kita, apapun warna kulit, kita adalah manusia yang sepatutnya dihargai dan saling menghargai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *