Peace Camp (PC) 2018 yang diselenggarakan mulai tanggal 3-15 Juli 2018 di 5 desa terpencil di Aceh selesai sudah. Banyak kesan yang tidak terlupakan yang dialami para peserta. Hampir semua mengungkapkan kebahagiaan atas kesempatan belajar hidup bersama masyarakat di masing-masing desa penempatan. Di satu sisi, banyak yang mengungkapkan kesedihan karena harus berpisah karena durasi pelaksanaan PC yang telah selesai, menyisakan kerinduan akan kehangatan masyarakat, senyum anak-anak desa serta kebersamaan sesama peserta.
Berikut adalah kesan dari dua peserta PC yang ditempatkan di desa Lapeng dan Serempah.
Kesan dari Asmaul Husna
Saya beserta tim tiba di Lapeng pada malam hari dengan melewati jalan yang sangat rusak sehingga membuat saya berpikir akan sulit beradaptasi di Lapeng. Tetapi, di pagi hari ketika laut Lapeng mulai terlihat, masyarakat menyambut kami dengan senyum, sebagai bentuk penerimaan yang terbuka.
Rasa bahagia semakin bertambah ketika melihat anak-anak desa tertawa bersama dan berlarian kearah kami. Anak-anak selalu datang jam 11, padahal kegiatan Peace School sebagai salah satu kegiatan di PC dilaksanakan setiap jam 2 siang. Mereka pun sangat antusias mengikuti kelas setiap harinya. Bahkan diluar kelas, bila ada kesempatan kami bermain bersama dan membaca buku.
Menurut saya, Peace Camp adalah kegiatan positif dan sangat bermanfaat untuk membuat kita lebih dekat dengan alam , belajar untuk saling berbagi, belajar dan memanfaatkan waktu untuk bermanfaat bagi orang lain. Program ini juga telah mengubah sudut pandang saya dan membuat saya berani mengemukakan pendapat, mengambil keputusan dan belajar bertanggungjawab.
Terima kasih 3R.
Kesan dari Cut Nurvajri TR
Tahun 2018 ini adalah kedua kalinya saya mengikuti Peace Camp (PC). Tapi, pengalaman yang saya dapatkan pun berkesan, dengan cerita yang berbeda dari tahun sebelumnya saat saya mengikuti PC.
PC membuat saya belajar banyak hal termasuk tentang kekeluargaan, kekompakan, serta belajar untuk bersosialisasi. Dengan sesama tim di desa Serempah, saya merasa semuanya saling berkoordinasi dan saling bekerjasama melakukan hal-hal kreatif.
Bersama masyarakat di desa Serempah, saya merasakan keramahan. Tim Serempah termasuk saya merasa nyaman, membuat kami seakan-akan bagian dari keluarga mereka.