Keseruan di sekretariat Rumah Relawan Remaja (3R) terlihat saat pelaksaan Kelas Menjahit yang diadakan oleh komunitas sosial ini. Bukan hanya karena riuhnya bunyi-bunyi mesin jahit yang digunakan secara bergantian oleh 10 pemudi dari 5 desa-desa terpencil di Aceh, tapi juga keberanian mereka untuk bertanya kepada Bu Ita sebagai fasilitator tentang berbagai hal, misalnya cara mengukur badan, menggerakkan mesin dan sebagainya. Keseruan itu adalah salah satu dari berbagai hal menyenangkan dari kegiatan yang merupakan bagian dari Youth Camp, bagian dari program Pustaka Kampung Impian.
Youth Camp adalah program belajar yang ditujukan untuk pemuda-pemudi sebagai wadah pengembangan skill (kemampuan). Di tahun 2019, program pelatihan ini dilaksanakan dalam bentuk kelas menjahit untuk pemudi dan kelas fotografi untuk pemuda di desa-desa. Kelas pengembangan skill ini dilaksanakan dengan memberikan teori dan praktek secara langsung yang dipandu oleh para fasilitator yang ahli dibidangnya.
Tanggal 2-10 Maret 2019 merupakan jadwal pelaksanaan kelas menjahit. Para pemudi dari Desa Bah dan Serempah (Aceh Tengah), Desa Balingkarang (Aceh Tamiang), Desa Lapeng (Aceh Besar) dan Desa Sarah Baru (Aceh Selatan) telah berkumpul di sekretariat 3R sejak tanggal 2 Maret.
Proses 10 hari yang penuh canda tawa menunjukkan keseruan mereka yang belajar menjahit mulai dari menggerakkan mesin, membuat pola, menggunting kain hingga menjahit kain menjadi gamis, rok dan jilbab.
Bu Ita selaku fasilitator yang didatangkan dari Aceh Selatan menuturkan bahwa sebagian peserta memang merasa kesulitan diawal, apalagi banyak yang tidak tahu menjahit. Tapi, dengan penuh kesabaran akhirnya mereka bisa juga.
Akhirnya, tanggal 10 Maret setelah melaksanakan City Tour sebagai bagian penutup program dengan mendatangi beberapa tempat bersejarah di Aceh dan dengan mengenakan gamis yang telah dijahit oleh masing-masing peserta, mereka pun kembali ke desa masing-masing
Semoga program Youth Camp khususnya pelatihan menjahit ini, kita sebagai Relawan 3R berharap, para pemudi dari desa mendapatkan kemampuan menjahit yang berguna tidak hanya buat mereka, tapi juga sekitar mereka. Selain itu, tentu saja kita berharap nilai-nilai persahabatan sebagai bagian dari pendidikan perdamaian tertanam dalam benak 10 pemudi tersebut.