“Sekecil apapun uangnya akan cukup bila digunakan untuk hidup.
Tapi sebanyak apapun uangnya tak akan pernah cukup jika untuk memenuhi gaya hidup!”
“Bagaimana menurut kalian yang dikatakan hidup sederhana?” tanyaku ketika menjadi pemantik diskusi Community Sharing (25/8). Beberapa jawaban pun muncul dari relawan Rumah Relawan Remaja (3R). Ada yang menjawab dengan hidup cukup dan berlebihan.
Saya pun mengiyakan lalu menuju slide presentasi selanjutnya memperlihatkan kesederhanaan yang dalam Islam disebut sebagai Qana’ah, sebuah sikap mental seseorang yang senantiasa merasa cukup atas apa – apa yang telah Allah SWT berikan kepadanya. Qana’ah ini lahir dari hati manusia yang pandai bersyukur baik dalam lapang maupun kesempitan.
Hidup sederhana menurut saya adalah hidup sesuai dengan kebutuhan bukan menuruti keinginan hawa nafsu sehingga menjadi pribadi yang boros dan mubadzir, bukan pula menjadi pribadi yang kikir dan bakhil.
Dalam penjelasan lain, saya juga mencoba menggambarkan tentang manfaat hidup sederhana dari sisi sosial dan ekonomi. Sebagai penutup, saya mendeskripsikan langkah hidup sederhana, yaitu membuat daftar, disiplin jam tidur dan bangun, mengatur keuangan agar tidak boros, menghidari penyakit hati berupa rasa iri atau dengki serta menyempatkan diri ke alam terbuka untuk menikmati rasa syukur yang hadir dalam hati.
* * *
Di rumah 3R, kita terus belajar mengaplikasikan hidup sederhana dalam keseharian. Hal ini, bisa dilihat dari peran 3R menjadi wadah belajar untuk masak bersama, diskusi berbagai isu sosial, memilah sampah, tidak menyisakan makanan hingga hal-hal kecil dan sederhana, tapi terkadang disepelekan oleh banyak orang.
Tema Community Sharing ini kita angkat untuk terus memperkuat pemahaman kita tentang konsep hidup yang tidak berlebihan ini.
Sesi diskusi yang menyenangkan ini semoga memberi kita banyak pelajaran!