Catatan Selepas Presentasi Pustaka Kampung Impian di Seoul

Foto bersama dengan para peserta Global Dream Workshop Foto : Ikhsan

Foto bersama dengan para peserta Global Dream Workshop
Foto : Ikhsan

Global Dream Workshop yang dilaksanakan di hotel Four Points by Sheraton Seoul, Korea Selatan pada tanggal 16-19 April 2019 sudah selesai. Kegiatan yang dihelat oleh Samsung Dream Scholarship Foundation ini mengundang Rumah Relawan Remaja (3R) – sebuah komunitas sosial di Aceh, untuk mengikuti pelatihan dan presentasi terkait program Pustaka Kampung Impian (PKIP).

Kegiatan yang juga mengundang organisasi Good Helpers dan Global Care dari Nepal serta ThaByae dan ADI dari Myanmar ini, terdiri dari beberapa agenda, yaitu : presentasi kegiatan sosial dari para perwakilan komunitas, materi berjudul Contents and Methods of Reading Education for Library Operators oleh Prof. Soonyoung Lee dari Korea University serta kunjungan ke beberapa perpustakaan desa.

Selama lokakarya bertema Reading Education for Learning and Growth yang bertujuan memperluas program pendidikan dengan kualitas yang lebih baik serta meningkatkan profesionalisme pengajar, banyak hal yang tim 3R dapatkan.

Mengembangkan Perpustakaan di Desa-desa Terpencil
Saat sesi presentasi, tim 3R berbagi tentang program PKIP. Tim 3R pun berbagi tentang program yang sudah sejak tahun 2016 dilaksanakan di desa Balingkarang, Aceh Tamiang; Bah dan Serempah, Aceh Tengah; desa Rinon dan Lapeng, Aceh Besar dan di Sarah Baru, Aceh Selatan.

Antusias para peserta terlihat terutama saat pemaparan tentang kegiatan PKIP yang mengirimkan para relawan yang disebut sebagai guru impian untuk tinggal bersama masyarakat di desa-desa terpencil selama 1 bulan, melaksanakan berbagai kegiatan edukatif bersama anak-anak dan para pemuda di perpustakaan yang dibangun 3R bersama masyarakat desa secara gotongroyong serta melatih pustakawan setempat.

Presentasi tim 3R juga memunculkan beberapa pertanyaan, semisal tentang cara merekatkan hubungan masyarakat desa dengan membangun perpustakaan bersama serta cara membuat berbagai persiapan program yang dilaksanakan dalam jangka panjang seperti yang dilakukan di PKIP. Byeolah Kim, salah satu panitia bahkan berargumen bahwa meskipun jumlah relawan 3R terbatas, tapi pekerjaan yang dilakukan cukup besar. Pujian ini semoga menjadi penyemangat para relawan untuk terus melakukan kerja sosial kemasyarakatan.

* * *
Lokakarya yang menjadi kesempatan presentasi PKIP di ajang internasional menjadi hal paling menyenangkan. Tim 3R juga mendapatkan ide untuk membuat program ini semakin membawa dampak yang besar apalagi seusai berkunjung ke perpustakaan desa Gusan-dong dan Topsy-turvy, dua contoh perpustakaan desa yang dikunjungi. Tim 3R semakin percaya bahwa PKIP harus terus dilaksanakan. Apalagi, kegiatan ini adalah salah satu cara membangun desa dengan menjadikan perpustakaan sebagai sarana pengembangan masyarakat di berbagai sektor. Jika desa sebagai struktur terkecil dari Indonesia semakin maju, maka semakin majulah negara ini. Seperti itu harapan saya serta para relawan 3R lainnya. Bagaimana dengan Anda?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *