Desa Serempah yang sekarang merupakan sebuah desa pindahan bukan desa asal, penyebab perpindahan desa ini terjadi pada tahun 2013 yang disebabkan untuk guncangan gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter yang mengguncang daerah dataran tinggi Gayo.
Desa ini sendiri terletak di daerah dataran tinggi gayo, lebih tepatnya di Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah. Namun untuk letak adminitratifnya, desa ini berada di perbatasan antara Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dan menurut akses jalannya juga lebih dekat Bener Meriah dari pada ke Takengon.
Saya bersama dua guru Impian lainnya berangkat dari desa Bah menuju ke desa Serempah pada malam hari, 23 Februari 2024. Kami bertiga berangkat dari desa Bah menggunakan mobil Kepala Dusun. Bapak Sekretaris Desa membersamai kami pada malam itu. Setelah berjalan sekitar 20 menit, akhirnya kami tiba di rumah Bapak Reje Serempah.
Kedatangan kami rupanya sudah ditunggu-tunggu oleh Bapak Reje beserta beberapa aparatur desa di rumah beliau. Setiba kami di sana langsung saja disuguhkan dengan kopi panas khas Gayo untuk menghangatkan badan di tengah suhu udara yang dingin di desa tersebut. Di malam itu pula kami menentukan di rumah siapa kami akan menempati, selama di desa Serempah kami akan menggunakan rumah kosong milik Bapak Sekretaris Desa Serempah sebagai tempat kami tinggal selama di desa.
Keesokan hari, kami pun mulai berjalan mengelilingi desa untuk bertegur sapa dengan masyarakat di sana. Perjalanan mengelilingi desa ini berakhir di sebuah sekolah dasar negeri serempah, satu-satunya sekolah yang terdapat di desa ini. Sekolah ini merupakan tujuan utama kami untuk bertemu langsung dengan anak-anak desa Serempah dan juga memberitahu anak-anak bahwa para Guru Impian kembali datang dan akan belajar bersama.
Beberapa konten kami siapkan berjalan dengan lancar. Misalnya, konten menggambar bebas. Anak-anak bebas menggambar sesuai dengan imajinasi mereka. Konten lainnya adalah CPTS (cuci tangan pakai sabun). Alasan kami membawakan konten ini untuk menumbuhkan kesadaran sejak dini agar selalu membersihkan tangannya ketika sudah selesai bermain. Ada juga konten belajar berkata baik. Konten ini merupakan konten untuk mendidik anak-anak untuk selalu berkata atau berucap baik baik itu kepada orang dewasa maupun kepada sesama teman sebaya. Berdasarkan fakta yang kami temukan dilokasi banyak sekali anak-anak ketika berbicara menggunakan kata atau kalimat yang tidak enak didengar bahkan terkadang ada yang memanggil temannya dengan nama hewan atau bukan nama asli temannya. Karena itulah konten ini sangat berpengaruh dalam mendidik anak-anak usia dini untuk memperhatikan setiap ucapan dan perkataanya.
Para Guru Impian juga membawakan sebuah sebuah drama yang berjudul “perjalanan sampah”. Drama ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran menjaga lingkungan pada anak – anak usia dini dimana setiap sampah yang kita hasilkan merupakan tanggung jawab kita masing-masing, dan jika kita membuangnya secara sembarangan pasti akan mendatangkan kemudharatan bagi diri kita sendiri, orang lain dan juga makhluk lainnya yang hidup di muka bumi ini.
Penempatan kali ini, selain saya belajar bersama anak-anak, saya dan tim juga bisa melihat fenomena yang terjadi, yaitu masih kurangnya kesadaran pendidikan. Ini menjadi kenyataan pahit yang nampak. Secara nyata, saya menemukan banyak anak laki-laki usia sekolah dasar yang tidak berangkat ke sekolah karena main online game. Permainan tersebut tidak dalam pengawasan orang tua. Sebenarnya, memberikan barang eletronik kepada anak tidak selama salah jika dipergunakan untuk hal-hal yang baik dalam kurun waktu yang ditetapkan atau penggunaanya tetap dalam pengawasan orang tua. Temuan saya ini juga menjadi pembelajaran penting bagaimana dampak buruk online game yang bisa muncul, termasuk pada anak-anak.
Ditulis oleh Rahmat Al-Amin