Coba lihat sekitar kita. Tidak sulit menemukan sampah plastik kan? Artinya, keberadaan sampah plastik ini semakin banyak sebagai indikator bahwa sampah adalah masalah serius di negeri ini.
Meskipun begitu, tetap ada segelintir orang baik secara individu maupun komunitas bergerak bersama mengkampanyekan kehidupan bebas sampah termasuk sampah plastik tersebut. Salah satunya tentu komunitas kita ini. Yah, di Rumah Relawan Remaja (3R) sudah sangat terbiasa mengolah sampah semisal mengolah sampah organik menjadi pupuk, mengolah sampah plastik menjadi eco-brick, menggunakan pembalut kain (bagi relawan perempuan), menggunakan popok kain (bagi relawan yang memiliki anak), mengolah sampah kertas dan beberapa upaya sederhana lainnya.
Sewaktu mengetahui keinginan Maia yang viral di akun Instaram @maia_lan sebagai pegiat “zero-waste gowes” yang berkeliling di beberapa wilayah Indonesia dengan sepeda, berkesempatan berkunjung di sekretariat 3R (8/2), kami meminta untuk mengajari mengolah plastik menjadi tas yang biasa dibagikan di akun sosial medianya. Praktis, Maia dan Rafli yang keduanya adalah pegiat “bebas sampah” ini datang dengan mempersiapkan sampah-sampah yang sudah mereka dapatkan di sepanjang perjalanan mereka mengendarai sepeda.
Proses belajar berlangsung menyenangkan. Mulai dari proses menyatukan plastik-plastik, menggosok dengan setrika hingga membentuknya menjadi dompet dan tas berukuran kecil. Bukan hal yang mudah awalnya, apalagi hasil yang diinginkan adalah produk yang bernilai estetik. Produk greevi ini adalah kewirausahan sosial yang mendukung pemberdayaan perempuan dengan melibatkan perempuan menjahit tas sebagai tambahan penghasilan keluarga .