Anak-anak Unik di Pustaka Klieng Cot Aron

WhatsApp Image 2019-12-06 at 13.52.22

Pada penempatan guru impian periode pertama masa bakti 2019-2020, saya bersama guru impian bernama Kasumah ditempatkan di Pustaka Klieng Cot Aron, Kabupaten aceh besar. Kami datang dua kali dalam sepekan, yaitu setiap hari Kamis dan Sabtu.

Perjalanan yang kami tempuh dari lokasi Rumah Relawan Remaja berjarak 14 km dari pustaka lebih sering berujung pada ketidakhadiran siswa dengan berbagai alasan. Tapi, itu bukan alasan untuk tidak datang sesuai jadwal yang kami telah tentukan.

Setelah melihat berbagai kendala, jadwal kedatangan pun dirubah menjadi Senin dan Kamis. Jadwal yang konsisten ini akhirnya berujung pula dengan konsistensi anak yang hadir, meskipun tidak banyak, paling tidak mereka sudah tahu bahwa di jadwal tersebut ada kami para Guru Impian yang datang.

Saya pun berkenalan dengan beberapa anak. Saya berkenalan dengan seorang anak yang lucu bernama Haikal. Dia sudah duduk di kelas 1 SD. Anak yang lucu ini sudah bisa mengenal huruf, tapi masih sering sulit membedakan huruf B dan D. Untuk mengingatkannya, saya melakukan anekdot sederhana. Terkesan lucu, tapi paling tidak dia bisa mulai membedakan kedua huruf berbeda tersebut. Meskipun yah, masih sering lupa.

Perkenalan saya dengan anak lainnya pun berkesan. Termasuk dengan Razi, anak  kelas 5 SD. Kemampuan membacanya masih ditahap ejaan, sebuah kesan miris dari wajah pendidikan saat ini. Meskipun begitu, dia memiliki keahlian lain yang saya dapati sewaktu kami bermain layang-layang bersama. Anak ini lebih menyukai proses pembuatan karya. Dia menunjukkan hasil karya rakitan kabel-kabel bekas, lampu kecil dan baterai senter korek gas kepada saya.

Kemampuan inilah yang membuat saya dan Riska (Guru Impian) memfasilitasinya membuat instalasi listrik menggunakan baterai. Razi merasa senang, apalagi dia merakitnya bersama Habibi; temannya yang juga biasa berkunjung di Pustaka Klieng Cot Aron. Mereka merakitnya dengan sangat senang dan bahagia.

Pengalaman bersama anak-anak disini semakin mengukuhkan pemahaman saya bawa setiap anak mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kita tidak boleh terus terfokus pada kekurangan tersebut, tetapi membantu mengembangkan kelebihannya.

Ditulis oleh Ario

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *