Siapa pun bisa menjadi sumber inspirasi untuk mengajarkan kita kehidupan yang sederhana tapi kreatifitas yang tanpa batas. Termasuk dari anak-anak di desa-desa terpencil. Ini adalah dua kisah anak-anak inspiratif dari desa Serempah dan Balingkarang, tempat pelaksaan Pustaka Kampung Impian.
Di desa Serempah, Nourica sebagai salah satu guru impian menemukan konsep call library dari dari imajinasi anak-anak pedalaman yang bahkan belum tahu tentang dunia internet yang diisi dengan bermacam akun digital. Hal ini didapatinya saat mendapati dua anak bernama Salmiah dan Ramayana yang selalu datang lebih awal dan pulang paling terlambat. Hari itu, Nourica mendengar percakapan yang tidak biasa diantara keduanya. Karena penasaran, akhirnya ia membuka perlahan tirai kamar dan memperhatikan interaksi itu dengan penuh perhatian dan menemukan bahwa Salmiah dan Ramayana sedang bermain peran dengan skenario yang sangat rapi. Call Library, sebuah judul drama singkat yang tiba-tiba muncul di kepala Nourica. Salmiah nampak menjadi seorang petugas yang sedang sibuk merapikan buku-buku di perpustakaan dan kemudian menerima telepon dari seorang pembaca (Ramayana). Ramayana menanyakan informasi terkait buku-buku yang ingin dipinjamnya hingga informsi tentang buku-buku terbaru. Salmiah menjelaskan dengan detail terkait buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut. Beberapa buku yang ingin dipinjam oleh Ramayana didaftarkannya melalui telepon dan nantinya petugas akan mencarikan buku-buku pesanan tersebut dan menyimpannya untuk Ramayana sang pembaca. Nantinya, sesuai kesepakatan buku tersebut akan dikirimkan kepada si pembaca atau pembaca akan mengambil langsung di perpustakaan. Layanan ini dilakukan secara gratis. Seperti itulah percakapan yang didengarkan Nourica, tanpa sepengetahuan mereka.
Kisah lainnya datang dari seorang anak yang sering meminjam buku di perpustakaan di Balingkarang lalu membawanya ke ladang. Anak itu bernama Khairina. Ia masih duduk di kelas 2 SD dan merupakan salah satu contoh dari beberapa anak di Desa Balingkarang yang gemar membaca. Sehari-sehari ia menjadi anak yang pertama kali sampai ke perpustakaan untuk meminjam buku. Ia memang kerap terlihat berjalan dengan buku ditangannya. Hingga suatu pagi, guru impian yang memperhatikan Khairina yang sedang bersiap-siap ke ladang bersama orangtuanya mempersiapkan plastik untuk buku bacaan yang dipinjamnya dari pustaka. Guru impian itu bertanya “mau dibawa kemana buku itu?”, Khairina menjawab “mau baca nanti di ladang kak, jadi aku siapkan plastik biar tidak basah kalau hujan”.
Dua kisah dari dua desa berbeda tempat pelaksanaan Pustaka Kampung Impian ini menjadi kisah-kisah inspiratif bahwa anak-anak di desa-desa terpencil yang juga merupakan tempat dengan korban bencana alam yang parah tersebut memiliki keinginan membaca yang tinggi. Ini juga memberi gambaran bahwa ketika kita memiliki semangat tinggi untuk berkembang, jalan akan terbuka dan menjadi sumber inspirasi untuk orang lain. Terima kasih Salmiah, Ramayana dan Khairina, anak-anak desa yang menginspirasi kita untuk mau berkembang meski dalam kehidupan yang tidak mudah.
* * *
Nah, jika ingin bertemu mereka dan anak-anak di desa terpencil lainnya di Aceh, Rumah Relawan Remaja (3R) membuka kesempatan menjadi relawan untuk Peace Camp 2018. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan untuk bermain dan belajar bersama anak-anak di pedalaman Aceh. Tertarik? Segera download formulir melalui website 3R! Jangan lewatkan kesempatan berharga ini. Sebuah kesempatan untuk merasakan keindahan kampung, keramahtamahan masyarakat dan bertemu anak-anak desa yang akan menginspirasi kehidupan kita.