Aceh Peace Camp 2016

Aceh Peace Camp 2016

Sepuluh tahun telah berlalu sejak tsunami menyapu Aceh masa lalu.

Saya meliat rakyak Aceh bertahan keras dan menbangun masyarakat setelah konflik 30 tahun dan tragedi Tsunami, saya berada di antara mereka selama 10 tahun. Selama waktu itu kita berbagi pikiran bersama, perdamaian bukan hanya isu politik, tapi juga isu spiritual dan pendidikan.

Perdamaian ini adalah hasil dari apa yang sudah terjadi selama 30 tahun dan juga dari tragedi tsunami, jadi genenasi sekarang harus menjaga perdamaian ini dan membuat perdamaian yang sesungguhnya. Selama 9 tahun kita mengadakan peace camp selalu dihadapkan dengan pertanyaan bagaimana aceh mendapatkan perdamaian yang sempurna. Kita mencoba menjawab jawab ini.

Kapan perdamaian menjadi hancur, saat hati dipenuhi dengan egoisme dan serakah, jadi tidak bisa melihat keindahan disekeliling dan kehidupan, juga saat dimana –mana orang tidak mendapatkan keadilan tapi tidak protes. Waktu itu di dalam hati sendiri hancur, perdamaian dengan saudara hancur, perdamaian dengan tetangga hancur, desa dengan dasa hancur, akhirnya perdamaian Negara dengan Negara hancur.

Membuat perdamaian dunia, ini mimpi besar, tapi dapat dimulai dari kemampuan untuk percaya pada diri sendiri.

Kalau hati kecil kita bisa mencari sesuatu yang indah yang tersembunyi di sekeliling kita. Dapat merasakan bunga yang kecil di pinggir jalan, nyanyian burung, suara ombak yang memanggil kita, awan putih yang tersenyum, angin spoi spoi. Dan juga suara hati yang tidak bisa menolak ketika seseorang minta bantu karena rasa saling menyayangi. Untuk mengembangkan perasaan itu, lebih bisa dimulai dari kampung. Kesederhanaan kampung itu bukan membosankan dan pemiskinan, tapi merupakan tempat untuk mengembangkan perasaan rendah hati.

Perasaan kecil kita jangan fokos ke shoppingmall ( uang atau barang barang ) tetapi bagaimana kita meningkatkan kekuatan hati dan spiritual.

Kemah damai ini temanya “ kampungku sayang.” Selama kamah ini kita harapkan dapat meningkatkan kekuatan hati dan spiritual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *